Isolasi
Simplisia biji alpukat setelah diekstraksi sinambung dengan pelarut n-heksana dan etanol menggunakan alat Soxhlet, diekstraksi cair-cair berdasarkan perbedaan keasaman dan kebasaan. Isolat dari fraksi dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif kemudian direkristalisasi Kromatogram KLT dua dimensi isolat menunjukkan satu bercak yang bereaksi dengan penampak bercak Dragendorff. Isolat yang merupakan alkaloid ini menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 203, 219 dan 225 nm. Spektrum inframerahnya menunjukkan adanya gugus N-H, C-N, CH2 dan CH3 dan memiliki jarak lebur 64,1 – 65,9oC.
Simplisia biji alpukat setelah diekstraksi sinambung dengan pelarut n-heksana dan etanol menggunakan alat Soxhlet, diekstraksi cair-cair berdasarkan perbedaan keasaman dan kebasaan. Isolat dari fraksi dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif kemudian direkristalisasi Kromatogram KLT dua dimensi isolat menunjukkan satu bercak yang bereaksi dengan penampak bercak Dragendorff. Isolat yang merupakan alkaloid ini menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 203, 219 dan 225 nm. Spektrum inframerahnya menunjukkan adanya gugus N-H, C-N, CH2 dan CH3 dan memiliki jarak lebur 64,1 – 65,9oC.
mengapa pada isolasi senyawa alkaloid pada biji alpukat ini dia harus diekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksana dan etanol...
BalasHapusmungkin kah diganti dengan pelarut lain..
Menurut saya penggunakan pelarut n-heksana dalam metode Soxhlet bertujuan untuk mengambil senyawaan yang bersifat non polar seperti lemak dan terpen. sedangkan penggunaan etanol menurut Harbone (1996) dikarena alkaloid dari tumbuhan bersifat basa sehingga untuk melarutkannya dapat dilakukan dengan alkohol yang bersifat asam lemah.
BalasHapusmenurut saya kegunaan dari n-heksan adalah untuk memisahkan senyawa non polar.
BalasHapussedangkan etanol itu digunakan karena etanol dapat digunakan sebagai pelarut dan etanol bisa digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air, dan etanol juga dapat melarutkannya alkohol yang bersifat asam lemah.
terima kasih
saya setuju dengan kedua pendapat yang telah dijelskan, jika menggunakan pelarut lain yang sejenis bisa saja. sebagai pertimbangan dalam memilih pelarut untuk mengekstrak sebagai berikut :
BalasHapus1. Selektivitas
Pilih pelarut yang selektif sesuai polaritas senyawa yang akan disari agar mendapat ekstrak yang lebih murni.
2. Kestabilan kimia dan panas
Pelarut yang dipilih harus stabil pada kondisi operasi ekstraksi dan proses hilir.
3. Kecocokan dengan solut
Pelarut tidak boleh bereaksi dengan senyawa yang terlarut.
4. Viskositas
Jika viskositas pelarut yang rendah maka koefisien difusi akan meningkat sehingga laju ekstraksi pun juga meningkat.
5. Recoveri pelarut (perolehan kembali pelarut)
Guna meningkatkan nilai ekonomis proses, pelarut perlu direcoveri sehingga dapat digunakan kembali. Pelarut yang mempunyai titik didih rendah, lebih ekonomis untuk direkoveri dan digunakan kembali.
6. Tidak mudah terbakar
Untuk kepentingan safety, perlu memilih pelarut yang tidak mudah terbakar
7. Tidak beracun
Pilih pelarut yang tidak beracun untuk keamanan produk dan keamanan bagi pekerja.
8. Murah dan mudah diperoleh
Pilih pelarut yang harganya murah dan mudah diperoleh.
http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000015146729/biologi-teknik-ekstraksi-bahan-alam/